Hem..
Malam ini sama seperti malam sebelumnya..
Malam dimana aku dengan setumpuk rindu yang kutahu takkan pernah berubah untukmu. Aku teringat hari dimana kau selalu mengisi kekosongan hatiku, memberikan sedikit perhatianmu kepadaku meski aku tau sesibuk apakah kau dengan duniamu. Kau yg sama sekali tak pernah berkata kasar atau pun marah kepadaku. Indahnya dulu.. mungkin dulu aku adalah orang yang paling bahagia yang pernah mengenalmu bahkan mencicipi indahnya kebersamaan denganmu.
Bayangmu selalu terngiang dipikiranku,berjalan-jalan seenaknya setiap waktu diotakku. Ketika aku tersenyum, bayangmu selalu ada untukku. Ketika aku bersedih, bayangmu seolah menjadi alasan aku untuk tersenyum kembali. Yah mungkin ini sedikit lebay, tapi ini kenyataanku dengan sosokmu AD
Andai saja kita saling terbuka, andai saja kita mau jujur dengan hati kita, mungkin pikiranku tak sekacau malam itu. Malam itu seluruh perasaan didunia ini sedang menghampiriku. Ketika aku mulai merasakan perubahan-perubahan sikapmu terhadapku aku mulai merasa ada ‘tali’ yang menjerat hatiku hingga merasa sesak. Air mataku buyar, kelopak mataku tak mampu menahannya lagi. Bahkan sosok bayangmu pun tak mampu menjadi alasanku untuk tersenyum lagi. Aku wanita cengeng yang tak mampu menepis rasa pedihku. Malam itu suram. Aku kacau.
Seharusnya aku tau dari awal, seharusnya aku sadar dari awal. Aku ini siapa? Aku sebagai apa untukmu? Apa aku ini punya hak untuk memikirkanmu? Aku yang salah yang terlanjur menaruh rasa sayang yang terlalu dalam. Aku yang salah yang selalu memikirkanmu. Aku yang salah yang selalu menunggu telepon genggamku berdering berharap itu adalah sms darimu. Aku yang salah yang terlalu berharap menjadi sosok yang berharga dihidupmu. Seharusnya aku tak sedih jika ini terjadi, karena aku bukan sosok yang kau harapkan. Karena aku bukan sosok yang bisa mengerti maksud amarahmu. Karena aku bukan sosok yang bisa membaca dan mengerti isi hatimu.
Kini segalanya telah kupasrahkan kepada Tuhan. Aku tak tahu apa yang akan terjadi nanti. Hanya saja aku sedang berusaha memaksakan diri untuk merelakan kepergian sosok bayangmu yang dulu begitu manis melekat diotakku. Kini aku tak punya hak cemburu atau membenci sosokmu, itu bukan pilihanku. Aku hanya mampu menahan rindu, membungkus rasa sayang didalam hati. Hanya didalam hati. “tali” itu semakin menjerat perasaanku. Sakit? Aku tau kau tau perasaanku ini.
Tuhan..
Mungkinkah ini yang terbaik untuk aku dan dia?
Jika dia telah menemukan sosok wanita yang dia harapkan, tolong bahagiakan dia ..
Tuhan ..
Terimakasih Engkau telah memberi kesempatan kepadaku untuk mengenalnya..
Sampaikan rinduku pada dia.....
Sampaikan kata maafku untuknya..
Aku merindukan senyum manisnya untukku, AD
Dedicated for my Cahya AY♥.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar